TUGAS
ITIHASA
“CERITA BAGAWAN
SAKTI”
Dosen Pengampu: I Gede Arsana, S.Pd.H
IHDN
DENPASAR
OLEH
:
NAMA : NI LUH PUTU ASTINI
NIM : 10.1.1.1.1.3865
P.A.H V. B
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA
INSTITUT HINDU
DHARMA NEGERI DENPASAR
|
BEGAWAN SAKTI
Tersebut
pada zaman dahulu ada cerita, yang menyebutkan waktu pemerintahan Ide
Dalem Waturenggomg, ada seorang pendeta
datang dari pulau jawa bernama Danghyang Nirate. Beliau juga dinamai Ide
Pedande Sakti Bawu Rauh, sebenarnya beliau bersal dari Hindu-nada. Kemudian
meninggalkan Hindu-nada dan tinggal di Majapahit kediri. Namun beliau pindah
lagi dan pernah bertempat tinggal di Blambangan bersama istri dan seorang
putrinya yang bernama ida I Dewa Ayu Swabawa, Istri beliau, putri dari
Danghyang pamadahan bramana padanda istri sakta . pada waktu beliau bertempat
tinggal di Blambangan pernah berselisih dengan ide prabu sri juru. Ida pedande
sakti wawu Rawuh mengutuknya,dari kutukan Ide yang menyebabkan Sri juru kebingungan
Sekarang
beliau pindah dari blambangan sebab berkeinginan melanjutkan perjalanan menuju
bali setelah beliau sampai di pesisir akan melewati selat bali merasa susah
sebab beliau tak memiliki alat penyebrangan, akhirnya beliau memakai labu pahit
untuk menyebranginya Istri dan putrinya memakai sampan bocor, perjalanan. Ide
Danghyang Niratha pada saat itu dengan susah payah seolah-olah kematian
diambang pintu, akhirnya bisa melewati selat Bali kesusahan beliau di tengah
lautan dan akhirnya sampai dan labu
pahit yang merupakan alat penyebrangan itu terdampar sampai kemari. Sesudah
beliau tiba di pantai Bali yang di sebut Gilimanuk dan lagi saat itu matahari
sudah hampir terbenam, Ide Danghyang Istri berkeinginan menginap semalam saja
sebab sudah merasa payah.
Dan
lagi Ida Danghyang Istri sakti sudah hamil, hamilnya itu kira-kira sudah berumur enam bulan. Ide I dewa Ayu
swabawa merasa lapar dan ingin makan, Tetapi tak ada air, Timbul hasrat Ide Danghyang Nirata untuk mendapatkan air
dan akhirnya beliau membuat kubangan kecil di pantai itu, dari kubangan kecil
di pantai itu, keluar air sumur yang sangat jernih serta terus menerus mengalir
pada waktu itu kubangan kecil hasil karya beliau dinamai dengan Hyang alit,
sekarang disebut sungai sanghiang cerik di sebelah barat melaya .
Matahari
sudah terbenam, Ide Danghyang sakti melakukan sembahyang dan memakai setangkai
dupa harum ada sesosok tubuh mendatanginya sosok tubuh itu taklain Danghyang
Indra ha ha ha ha ha wahai Danghyang Nirata jangan terlalu lama
Danghyang disini sekarang bapak yang
memberi petunjuk perjalanan teruskan perjalanan ke ternggara, Di sana ada
murid-murid Danghyang sendiri, dua orang murid agaknya.
Hanya
sekianlah petunjuk serta petuah Ide Danghyang Indra kepada Danghyang Nirata,
Sekarang lenyaplah Danghyang Nirata sesuai dengan petunjuk serta petuah itu,
sekarang beliau melanjutkan perjalanan ke selatan bersama sanak keluarga.
Taklama kemudian beliau sampai pada suatu tempat dan melihat dua buah gubuk
masing-masing kepunyaan Pan Jemah dan Pan Bules, Melihat kedatangan Ide
Danghyang Nirata dengan cepat Pan Jemah merundukkan Diri menyembah seraya
bertanya ke hadapan beliau,’ Ampun Tuanku Danghyang, mengapa baru kali ini
mendatangi hambamu ? Hamba mohon ketrangan Tuanku ?
“Begitu
Pan jemah dan Pan Bulus, Tujuan ku akan meneruskan perjalanan ke araah timur
menuju gelgel di daerah Kelungkung Bapa Pan Jamah Pan Bulus !oleh karana Pranda
istri tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya akan aku titipkan padamu. Ia
sangat lelah karna hamil tua. Demikian keadaannya agar Pan Jemah Bulus maklum”
“Ampun
Tuanku Danghyang yang hamba mengharapkan sekali agar sudi kiranya Tuan Hamba
menetap di sini” setelah selsai permohonan Pan Jemah dan Pan Bulus kemudian Ide
Pandinde sakti lagi melanjutkan perjalanan di sertai putrinya Ide Dewe Ayu
Swabawa, Pranda istri Sakti Tuah ditinggalkan pada gubuk Pan Jemah dan
dibuatkan perumahan.
Lama
kelamaan beliau ingin pindah tempat agar
tempatnya yang baru dekat air. Pan Jemah sedikitpun tak menolak permitaan itu,
sekarang lagi di buatkan perumahan di sebelah timur gumuk Pan Jemah di pinggir
sungai sanghyang, perumahan itu terletak di sebelah timur sungai tersebut dan
sekarang disebut desa Candikusuma Lama kelamaan Ide Padanda istri sakti telah
berputra dikatakan beliau moksa
Perjalanan
Ide Danghyang Nirata beserta putrinya Ide Ayu Mas Swabawa perjalananya hanya
menuju arah timur saja beserta putrinya. Dan sampailah perjalanan itu di
pemedilan sempat pula Ide Padande sakti mampir di rumah I Made Mas. Dari
Pemedilan membelok ke selatan sampai di wantitegeh dan sekarang disebut Pure
Tegaiwani. Beliau mengatakan perjalanannya sehingga sampai pada muara sungai
yang brada di sebelah selatan desa Samblog di sana menjumpai ular yang sangat
besar atau Naga Basuki. Menganga saja mulutnya dan menghadang perjalanan Ide
Padande sakti Wawu Rauh dengan suara yang menakutkan. Ide Pedande segera
menanyai si ular besar “ Hai kamu ular besar, Bagaimanakah maksudmu kepadaku,
Jika benar-benar maksudmu akan menelanku, silahkan sekarang juga, Tetapi begini
saja dulu, jika kamu benar-benar maha sakti
dan pandai marilah sama-sama memasuki perut, jika aku kau suruh memasuki
lebih dahulu jadilah. Apalagi kau ingin mendahuluinya akan ku persilahkan !”
Ular itu segera mengagakkan mulutnya berati mempersilahkan Ide Pedande masuk
kedalam perut ular itu setelah sampai dalam perut si ular besar Ide Padanda
melelihat bunga Teratai tang sedang mekar. Harum semerbak baunya. Segera pula
Ide Padanda sakti mengambil bunga itu. Setelah mendapat bunga, itu keluar
beliau dari dalam perut ular tadi.
Sampai diluar, kulit Ide Padande sakti yang agak kekuning-kunungan
berubah menjadi hitam pekat. Ida dewa ayu Mas Swabawa ketakutan baru melihatnya
dan segera melarikan diri tak tentu akan tujuan. Tak disadari akhirnya sampai
di Pulaki. Ide Ayu Mas Swabawa disembunyikan oleh pendududk disana sebentar kemudian datang Ide Pedande sakti
menelusuri perjalanan putri beliau yang keadaan ketakutan serta menanyakanya
semua penduduk disana mengatakan tidak menyumpainya.
“Kepada
seluruh penduduk pulaki yang merupakan murid-murid ku sekalian. Putriku Ide Ayu
Swabawa disini menyembunyikan diri. Tolong kembalikan saja’ Ampun Tuan ku
Padanda sakti yang hamba sangat muliakan tidak ada Putri Papanda disini. Tidak
mungkin hamba penduduk pulaki ini menyembunyikannya’. Pada waktu itu pulaki
sebenarnya nama sebuah Desa. Oleh karna penduduk disana menyrmbunyikan Putri
Ida Padanda, akhirnya di kutuk oleh Ida Padanda Desa itu dan lenyaplah. Desa
itu berubah menjadi hutan yang berbukit-bukit
Ada lagi kata-kata Ida Pedanda terhadap semua penduduk pulaki.” Itulah
hasil perbuatan mu menyembunyikan Ide Ayu Mas Swabawa. Muliakan dan pujalah
Putriku itu. Putriku memepunyai ciri tersendiri yaitu berbintil pasa jari
tangannya. Itulah sampai sekarang di pulaki ada sebuah pelinggih yang disebut
pura pulaki. Tak lain yang di puja dan yang di muliakan disana ialah Ide Dewa
Ayu Swabawa yang di puja oleh orang halus dan penduduk wilayah Jembrana. Ida
Ayu Mas Swabawa sekarang disebut dengan Nama Dewa Ayu Mas Melanting. Ida
Padanda sakti Bawu Rawuh kembali dari pulaki dan melanjutkan perjalanan. Sampai
di Purancak menjumpai orang sedang mengembalakan sapi seraya menanyainya, ‘
Wahai anak kecil. Disebelah mana agak dangkal supaya bapak bisa melewatinya
sampai di timur ?”Sipenggembala sapi membungkukan badan seraya menujukkan
tempat yang dangkal.”Ampun tuanku Orang tua. Silahkan lewat disini. Di sini
dangkal sekali Ratu Padanda”. Akhirnya bisa melewtinya, Setelah sampai di
sebelah timur purancak, ada sebuah” palinggih” pada waktu itu. Ada seorang yang
sedang memuja di pura purancak Seraya
berkata dengan gusarnya,” Hai siapa disana berdiri, Tidak tahun adanya upacara yang sedang kulakukan
disini pada pura Purancak. Mari bersama-sama kita menyembah!”, demikian
kata-kata yang dikeluarkan oleh seorang yang ada di pura purancak.
Ida
Padanda Sakti Bawu Rawuh menjawabnya,” Ah janganlah bapak diajak demikian.
Tidak benar bapak menyembah. Dan kamu sebenarnya takmungkijn menyembahTuhan.
Kenapa manusia biasa kau puja ?”
Pada
waktu daerah ini di kuasai oleh I Mayadanaewa. Semua penduduk di Purancak
mengharapkan agar Padanda Sakti Bawu Rawuh ikut menyembah dan memuja. Ida
Padanda sangat marah dan hancurlah Pura Purancak. Hancur dalam bahasa Bali di
sebut Encak. itu sebabnya di sebut Pura Encak atau Purancak . artinya
pura yang hancur. Imaya Denawa segera melarikan diri ke arah timur laut menelusuri pantai.
Akan
di lanjutkan ceritra ini tentang kisah perjalanan Ida Danghyang Nirarta terus
menuju ke arah timur kemudian sampai di Yeh Embang beliau meliahat Prayangan
yang di Namai Pura Bang-bang besi yang terletak di sebelah timur laut. Tempat
Pura ini juga disebut Tegak Gede sebab pura ini dekat pantai Pada saat itu ada
seorang pemangku bernama Kulputih dalam keadaan bersedih hati karena kurang
mantap hatinya memuja I Mayadanawa. Kebetulan pada waktu itu Ida Padanda lewat
disana dan disambutnya seraya bertanya,” siapakah sebenarnya yang mendatangi
Hamba ini ? hamba betul-betul tidak mengenalnya”.
“Jika
kalian benar-benar tidak mengenalnya, saya seorang pendeta dari Jawa ingin ke
Gelgel yang terletak di Kelungkung. Dan
sekarang bapak menanyakan keadaan disini, apakah yang kalian kerjakan ?”
“Ampun
Tuanku Ratu Pranda. Hamba tidak mempunyai tempat memuja. Jika sudi kiranya Tuan
Hamba, akan hamba puja disini dan merupakan pemujaan hamba sekalian. Hamba
mohon agar sudi Paduka Ratu”.
“Dengarkanlah
bersama-sama. Seandainya perjalanan bapak berhenti sampai disini tak akan
mungkin, sebab sangat diperlukan sekali supaya perjalanan bapak ini sampai saja
di Desadi sebelah timur. Jika benar-benar kalian memerlukannya supaya mempunyai
tempat pemujaan disini. Begini saja, ini rambut bapak puja bersama dan
gantungkan di tempat ini. Puja lah bersama-sama !. Imangku kulputih benar-benar
merasa bahagia sebab Ide Pedande sakti sudi menggantungkan rambut beliau pada
sebuah pohon ini. Itulah sebabnya pura yang ada dipesisir timur laut Toya
Embang yang bernama Tegak Gede sampai sekarang dinamai Pura Rambut Siri sebab
rambut Ida Dabghyang Nirata yang di puja dan di muliakan.
Demikian ceritra dari Bagawan Sakti.
Dari cerita di atas
dapat saya ambil nilai Pendidikannya
1. Perjuangan
Dimana
Danghyang Nirate dalam perjalanannya ke Bali menemuai banyak rintangan dengan
kuarganya namun Danghyang Nirate bisa melewatinya dengan selamat begitupula
dalam hal pendidikan seseorang harus melakukan perjuaangan agar mampu melewati
berbagai rintangan dan hambatan yang ditemui agar mampu mencapai tujuan yang
diinginkan.
2. Kebohongan
Yang di lakukan oleh masyarakat pulaki karna
menyembunyikan putri Danghyang Nirata sama halnya dalam dunia pendiddikan tidak
boleh berbohong namun harus slslu jujur.
Daftar
Pustaka
Dinas Kebudayaan dan pariwisata. 2011. Kumpulan
Cerita Rakyat. Singaraja: UPTD Gedong Kertya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar