Selasa, 28 Januari 2014

TUGAS ITIHASA “CERITA BAGAWAN SAKTI”


TUGAS ITIHASA

“CERITA BAGAWAN SAKTI”

Dosen Pengampu: I Gede Arsana, S.Pd.H



 



                  

                                      IHDN DENPASAR

OLEH : 
                                                                                     NAMA :  NI LUH PUTU ASTINI
NIM      : 10.1.1.1.1.3865
P.A.H V. B





JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR

 
2012
BEGAWAN SAKTI

            Tersebut pada zaman dahulu ada cerita, yang menyebutkan waktu pemerintahan Ide Dalem  Waturenggomg, ada seorang pendeta datang dari pulau jawa bernama Danghyang Nirate. Beliau juga dinamai Ide Pedande Sakti Bawu Rauh, sebenarnya beliau bersal dari Hindu-nada. Kemudian meninggalkan Hindu-nada dan tinggal di Majapahit kediri. Namun beliau pindah lagi dan pernah bertempat tinggal di Blambangan bersama istri dan seorang putrinya yang bernama ida I Dewa Ayu Swabawa, Istri beliau, putri dari Danghyang pamadahan bramana padanda istri sakta . pada waktu beliau bertempat tinggal di Blambangan pernah berselisih dengan ide prabu sri juru. Ida pedande sakti wawu Rawuh mengutuknya,dari kutukan Ide yang menyebabkan Sri juru  kebingungan
            Sekarang beliau pindah dari blambangan sebab berkeinginan melanjutkan perjalanan menuju bali setelah beliau sampai di pesisir akan melewati selat bali merasa susah sebab beliau tak memiliki alat penyebrangan, akhirnya beliau memakai labu pahit untuk menyebranginya Istri dan putrinya memakai sampan bocor, perjalanan. Ide Danghyang Niratha pada saat itu dengan susah payah seolah-olah kematian diambang pintu, akhirnya bisa melewati selat Bali kesusahan beliau di tengah lautan dan akhirnya sampai  dan labu pahit yang merupakan alat penyebrangan itu terdampar sampai kemari. Sesudah beliau tiba di pantai Bali yang di sebut Gilimanuk dan lagi saat itu matahari sudah hampir terbenam, Ide Danghyang Istri berkeinginan menginap semalam saja sebab sudah merasa payah.
            Dan lagi Ida Danghyang Istri sakti sudah hamil, hamilnya itu kira-kira  sudah berumur enam bulan. Ide I dewa Ayu swabawa merasa lapar dan ingin makan, Tetapi tak ada air, Timbul hasrat  Ide Danghyang Nirata untuk mendapatkan air dan akhirnya beliau membuat kubangan kecil di pantai itu, dari kubangan kecil di pantai itu, keluar air sumur yang sangat jernih serta terus menerus mengalir pada waktu itu kubangan kecil hasil karya beliau dinamai dengan Hyang alit, sekarang disebut sungai sanghiang cerik di sebelah barat melaya .
            Matahari sudah terbenam, Ide Danghyang sakti melakukan sembahyang dan memakai setangkai dupa harum ada sesosok tubuh mendatanginya sosok tubuh itu taklain Danghyang Indra  ha ha ha ha ha  wahai Danghyang Nirata jangan terlalu lama Danghyang disini  sekarang bapak yang memberi petunjuk perjalanan teruskan perjalanan ke ternggara, Di sana ada murid-murid Danghyang sendiri, dua orang murid agaknya.
            Hanya sekianlah petunjuk serta petuah Ide Danghyang Indra kepada Danghyang Nirata, Sekarang lenyaplah Danghyang Nirata sesuai dengan petunjuk serta petuah itu, sekarang beliau melanjutkan perjalanan ke selatan bersama sanak keluarga. Taklama kemudian beliau sampai pada suatu tempat dan melihat dua buah gubuk masing-masing kepunyaan Pan Jemah dan Pan Bules, Melihat kedatangan Ide Danghyang Nirata dengan cepat Pan Jemah merundukkan Diri menyembah seraya bertanya ke hadapan beliau,’ Ampun Tuanku Danghyang, mengapa baru kali ini mendatangi hambamu ? Hamba mohon ketrangan Tuanku ?
            “Begitu Pan jemah dan Pan Bulus, Tujuan ku akan meneruskan perjalanan ke araah timur menuju gelgel di daerah Kelungkung Bapa Pan Jamah Pan Bulus !oleh karana Pranda istri tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya akan aku titipkan padamu. Ia sangat lelah karna hamil tua. Demikian keadaannya agar Pan Jemah Bulus maklum”
            “Ampun Tuanku Danghyang yang hamba mengharapkan sekali agar sudi kiranya Tuan Hamba menetap di sini” setelah selsai permohonan Pan Jemah dan Pan Bulus kemudian Ide Pandinde sakti lagi melanjutkan perjalanan di sertai putrinya Ide Dewe Ayu Swabawa, Pranda istri Sakti Tuah ditinggalkan pada gubuk Pan Jemah dan dibuatkan perumahan.
            Lama kelamaan beliau ingin  pindah tempat agar tempatnya yang baru dekat air. Pan Jemah sedikitpun tak menolak permitaan itu, sekarang lagi di buatkan perumahan di sebelah timur gumuk Pan Jemah di pinggir sungai sanghyang, perumahan itu terletak di sebelah timur sungai tersebut dan sekarang disebut desa Candikusuma Lama kelamaan Ide Padanda istri sakti telah berputra  dikatakan beliau moksa
            Perjalanan Ide Danghyang Nirata beserta putrinya Ide Ayu Mas Swabawa perjalananya hanya menuju arah timur saja beserta putrinya. Dan sampailah perjalanan itu di pemedilan sempat pula Ide Padande sakti mampir di rumah I Made Mas. Dari Pemedilan membelok ke selatan sampai di wantitegeh dan sekarang disebut Pure Tegaiwani. Beliau mengatakan perjalanannya sehingga sampai pada muara sungai yang brada di sebelah selatan desa Samblog di sana menjumpai ular yang sangat besar atau Naga Basuki. Menganga saja mulutnya dan menghadang perjalanan Ide Padande sakti Wawu Rauh dengan suara yang menakutkan. Ide Pedande segera menanyai si ular besar “ Hai kamu ular besar, Bagaimanakah maksudmu kepadaku, Jika benar-benar maksudmu akan menelanku, silahkan sekarang juga, Tetapi begini saja dulu, jika kamu benar-benar maha sakti  dan pandai marilah sama-sama memasuki perut, jika aku kau suruh memasuki lebih dahulu jadilah. Apalagi kau ingin mendahuluinya akan ku persilahkan !” Ular itu segera mengagakkan mulutnya berati mempersilahkan Ide Pedande masuk kedalam perut ular itu setelah sampai dalam perut si ular besar Ide Padanda melelihat bunga Teratai tang sedang mekar. Harum semerbak baunya. Segera pula Ide Padanda sakti mengambil bunga itu. Setelah mendapat bunga, itu keluar beliau dari dalam perut ular tadi.  Sampai diluar, kulit Ide Padande sakti yang agak kekuning-kunungan berubah menjadi hitam pekat. Ida dewa ayu Mas Swabawa ketakutan baru melihatnya dan segera melarikan diri tak tentu akan tujuan. Tak disadari akhirnya sampai di Pulaki. Ide Ayu Mas Swabawa disembunyikan oleh pendududk disana  sebentar kemudian datang Ide Pedande sakti menelusuri perjalanan putri beliau yang keadaan ketakutan serta menanyakanya semua penduduk disana mengatakan tidak menyumpainya.
            “Kepada seluruh penduduk pulaki yang merupakan murid-murid ku sekalian. Putriku Ide Ayu Swabawa disini menyembunyikan diri. Tolong kembalikan saja’ Ampun Tuan ku Padanda sakti yang hamba sangat muliakan tidak ada Putri Papanda disini. Tidak mungkin hamba penduduk pulaki ini menyembunyikannya’. Pada waktu itu pulaki sebenarnya nama sebuah Desa. Oleh karna penduduk disana menyrmbunyikan Putri Ida Padanda, akhirnya di kutuk oleh Ida Padanda Desa itu dan lenyaplah. Desa itu berubah menjadi hutan yang berbukit-bukit  Ada lagi kata-kata Ida Pedanda terhadap semua penduduk pulaki.” Itulah hasil perbuatan mu menyembunyikan Ide Ayu Mas Swabawa. Muliakan dan pujalah Putriku itu. Putriku memepunyai ciri tersendiri yaitu berbintil pasa jari tangannya. Itulah sampai sekarang di pulaki ada sebuah pelinggih yang disebut pura pulaki. Tak lain yang di puja dan yang di muliakan disana ialah Ide Dewa Ayu Swabawa yang di puja oleh orang halus dan penduduk wilayah Jembrana. Ida Ayu Mas Swabawa sekarang disebut dengan Nama Dewa Ayu Mas Melanting. Ida Padanda sakti Bawu Rawuh kembali dari pulaki dan melanjutkan perjalanan. Sampai di Purancak menjumpai orang sedang mengembalakan sapi seraya menanyainya, ‘ Wahai anak kecil. Disebelah mana agak dangkal supaya bapak bisa melewatinya sampai di timur ?”Sipenggembala sapi membungkukan badan seraya menujukkan tempat yang dangkal.”Ampun tuanku Orang tua. Silahkan lewat disini. Di sini dangkal sekali Ratu Padanda”. Akhirnya bisa melewtinya, Setelah sampai di sebelah timur purancak, ada sebuah” palinggih” pada waktu itu. Ada seorang yang sedang memuja di  pura purancak Seraya berkata dengan gusarnya,” Hai siapa disana berdiri, Tidak  tahun adanya upacara yang sedang kulakukan disini pada pura Purancak. Mari bersama-sama kita menyembah!”, demikian kata-kata yang dikeluarkan oleh seorang yang ada di pura purancak.
            Ida Padanda Sakti Bawu Rawuh menjawabnya,” Ah janganlah bapak diajak demikian. Tidak benar bapak menyembah. Dan kamu sebenarnya takmungkijn menyembahTuhan. Kenapa manusia biasa kau puja ?”
            Pada waktu daerah ini di kuasai oleh I Mayadanaewa. Semua penduduk di Purancak mengharapkan agar Padanda Sakti Bawu Rawuh ikut menyembah dan memuja. Ida Padanda sangat marah dan hancurlah Pura Purancak. Hancur dalam bahasa Bali di sebut Encak. itu sebabnya di sebut Pura Encak atau Purancak . artinya pura yang hancur. Imaya Denawa segera melarikan diri  ke arah timur laut menelusuri pantai.
            Akan di lanjutkan ceritra ini tentang kisah perjalanan Ida Danghyang Nirarta terus menuju ke arah timur kemudian sampai di Yeh Embang beliau meliahat Prayangan yang di Namai Pura Bang-bang besi yang terletak di sebelah timur laut. Tempat Pura ini juga disebut Tegak Gede sebab pura ini dekat pantai Pada saat itu ada seorang pemangku bernama Kulputih dalam keadaan bersedih hati karena kurang mantap hatinya memuja I Mayadanawa. Kebetulan pada waktu itu Ida Padanda lewat disana dan disambutnya seraya bertanya,” siapakah sebenarnya yang mendatangi Hamba ini ? hamba betul-betul tidak mengenalnya”.
            “Jika kalian benar-benar tidak mengenalnya, saya seorang pendeta dari Jawa ingin ke Gelgel yang  terletak di Kelungkung. Dan sekarang bapak menanyakan keadaan disini, apakah yang kalian kerjakan ?”
            “Ampun Tuanku Ratu Pranda. Hamba tidak mempunyai tempat memuja. Jika sudi kiranya Tuan Hamba, akan hamba puja disini dan merupakan pemujaan hamba sekalian. Hamba mohon agar sudi Paduka Ratu”.
            “Dengarkanlah bersama-sama. Seandainya perjalanan bapak berhenti sampai disini tak akan mungkin, sebab sangat diperlukan sekali supaya perjalanan bapak ini sampai saja di Desadi sebelah timur. Jika benar-benar kalian memerlukannya supaya mempunyai tempat pemujaan disini. Begini saja, ini rambut bapak puja bersama dan gantungkan di tempat ini. Puja lah bersama-sama !. Imangku kulputih benar-benar merasa bahagia sebab Ide Pedande sakti sudi menggantungkan rambut beliau pada sebuah pohon ini. Itulah sebabnya pura yang ada dipesisir timur laut Toya Embang yang bernama Tegak Gede sampai sekarang dinamai Pura Rambut Siri sebab rambut Ida Dabghyang Nirata yang di puja dan di muliakan.
 Demikian ceritra dari Bagawan Sakti.

Dari cerita di atas dapat saya ambil nilai Pendidikannya
1. Perjuangan
Dimana Danghyang Nirate dalam perjalanannya ke Bali menemuai banyak rintangan dengan kuarganya namun Danghyang Nirate bisa melewatinya dengan selamat begitupula dalam hal pendidikan seseorang harus melakukan perjuaangan agar mampu melewati berbagai rintangan dan hambatan yang ditemui agar mampu mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Kebohongan
 Yang di lakukan oleh masyarakat pulaki karna menyembunyikan putri Danghyang Nirata sama halnya dalam dunia pendiddikan tidak boleh berbohong namun harus slslu jujur.

Daftar Pustaka
Dinas Kebudayaan dan pariwisata. 2011. Kumpulan Cerita Rakyat. Singaraja: UPTD Gedong Kertya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar